Hail Mary (1985): Melukis Isolasi dengan Depth of field

Bintang Panglima
12 min readOct 30, 2023

--

Teori semiologi film yang dikembangkan oleh Christian Metz memberikan pemahaman yang mendalam tentang bahasa sinematik dalam film. Dalam pandangan Metz, film bukan sekadar bahasa struktural seperti bahasa linguistik, melainkan sistem bahasa yang memiliki konteks yang lebih universal dan luas. Salah satu konsep penting dalam teorinya adalah penggunaan kode dan subkode dalam film.

Dalam analisis ini, kita akan menjelajahi konsep depth of field dan subkode khususnya shallow focus dalam film Hail Mary (1985) karya Jean-Luc Godard, dengan fokus pada bagaimana penggunaan shallow focus mencerminkan perasaan isolasi dan kesempitan yang dialami oleh protagonis, Marie.

Depth of field dalam film merujuk pada sejauh mana subjek atau objek dalam frame film tetap dalam fokus tajam, sementara yang lain menjadi kabur. Shallow focus, sebagai salah satu subkode dari depth of field, mengacu pada ruang ketajaman yang sangat sempit di mana hanya satu bidang yang tetap tajam, sementara yang lainnya menjadi buram. Dengan kata lain, shallow focus digunakan untuk mengisolasi visibilitas bidang lain, dengan tujuan memberikan fokus pada subjek atau objek yang menjadi sorotan.

Alasan pemilihan film Hail Mary adalah penggunaan shallow focus yang sangat khas dan mendominasi sepanjang film. Meskipun demikian, analisis yang mendalam mengenai spesifikitas shallow focus dalam film ini belum banyak ditemukan. Oleh karena itu, analisis ini bertujuan untuk menginterpretasikan penggunaan shallow focus melalui semiotika, dengan tujuan memahami makna dan fungsi dari shallow focus dalam menggambarkan perasaan isolasi dan kesempitan yang dialami oleh protagonis, Marie.

Analisis akan difokuskan pada beberapa shot yang menggunakan shallow focus untuk menyoroti Marie sebagai protagonis. Shot-shot ini dipilih untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana shallow focus digunakan dalam film untuk menggambarkan perasaan isolasi dan kesempitan yang dialami oleh Marie.

(00:03:51) Shot 01

(00:03:51) Shot 01: Marie memandang ke arah kanan dengan cermat, posisinya berada di sisi kiri frame. Lensa kamera dengan teliti menangkap sebagian tubuh dan ekspresi wajah yang penuh dengan pemikiran mendalam dari Marie. Namun, seiring dengan fokus tajam pada tokoh utama ini, background tidak berkurang dalam kompleksitasnya. Terbentang di balik Marie adalah berbagai elemen yang menambahkan lapisan makna dalam adegan ini.

Dalam konteks visual ini, background menjadi elemen penting. Lengan seseorang yang duduk di belakang Marie muncul, hampir seolah-olah mereka mencoba mencapai atau mempengaruhi Marie. Di sebelahnya, terlihat sebuah kursi kuning yang kosong, memberikan kesan bahwa ada beberapa interaksi yang terganggu atau kesenjangan dalam hubungan sosial. Tembok putih yang bersih dan kaca luar yang buram melengkapi background ini, memberikan kontrast yang menarik.

Penggunaan efek shallow focus di sini adalah alat yang sangat kuat untuk mengarahkan perhatian penonton pada Marie. Wajahnya tegas dalam sorotan, sementara elemen-elemen di sekitarnya kabur, menciptakan perasaan isolasi dan kesendirian yang dalam. Meskipun dikelilingi oleh banyak orang, Marie terasa sendirian dalam pikirannya yang dalam. Penggunaan teknik ini membantu menciptakan nuansa emosional yang mendalam dalam adegan ini.

Dengan demikian, adegan ini bukan sekadar gambar statis, melainkan juga merupakan jendela ke dalam pikiran dan perasaan Marie, serta menggambarkan kompleksitas hubungan sosialnya dalam satu frame kreatif yang penuh makna.

(00:04:30) Shot 02

(00:04:30) Shot 02: Marie menggenggam bola basket dan menghadap ke kanan bingkai sambil bersiap melempar. Shallow focus hanya memusatkan pada Marie dan bola yang dipegangnya.

Dalam shot ini, shallow focus mempertegas perasaan kesendirian Marie, bahkan ketika dia bermain basket dalam kelompok. Hal ini menunjukkan bahwa dirinya selalu merasa terasing.

(00:09:49) Shot 03

(00:09:49) Shot 03: Marie menyisir rambutnya di depan cermin dan melihat ke atas. Shallow focus pada bidang tembok, cermin, dan lampu yang terpantul di cermin. Bagian lain, seperti punggung dan sisi kanan kepala Marie, tampak buram di latar depan.

Pantulan di cermin dalam shot shallow focus ini secara tidak langsung menggambarkan pandangan dunia Marie tanpa perasaan isolasi dan kesempitan, atau dalam konteks kode sinematiknya, tanpa shallow focus.

(00:13:44) Shot 04

(00:09:49) Shot 03: Joseph menunggu di dalam mobil sambil mendengarkan Marie berbicara dengan Gabriel. Fokus utama ada pada wajah Joseph, dengan seluruh interior mobil terlihat buram.

Ini adalah kemunculan pertama shot shallow focus yang melibatkan orang lain selain Marie. Pada shot ini, fokus yang ekstrem pada wajah Joseph menunjukkan perasaan Marie yang semakin terisolasi dengan kedatangan Joseph ke dalam dunianya yang sempit.

(00:14:09) (00:14:48) Shot 05 dan 06: Marie mendengarkan Gabriel mengatakan bahwa dia akan hamil. Fokus hanya pada pundak dan kepala Marie. Latar belakang terlihat samar dengan lampu spanduk minimarket.

Penggunaan shallow focus dalam shot ini memperkuat perasaan kesendirian dan kesempitan yang dirasakan oleh Marie. Shot 06, dengan penggunaan extreme close-up yang berlawanan dengan shallow focus, menggambarkan perasaan klaustrofobik dan sesak setelah pertemuan dengan Gabriel.

(00:14:24) (00:14:37) Shot 07 dan 08

(00:14:24) (00:14:37) Shot 07 dan 08: Gabriel dan The Little Girl berbicara kepada Marie di pom bensin. Fokus terbatas pada tubuh dan wajah mereka. Mereka berdua berada di tengah, dengan latar belakang bangunan seberang jalan yang buram, dan permukaan atap, jari, serta pintu mobil taksi di latar depan.

Shallow focus dalam shot ini menunjukkan bahwa dua “orang asing” telah memasuki dunia sempit Marie. Posisi mereka di tengah menggambarkan bahwa mereka ada di “antara,” seolah-olah terselip di antara kegelapan Marie.

(00:20:47) Shot 09 (00:20:47) Shot 10

(00:20:47) (00:20:47) Shot 09 dan 10: Joseph dan Marie bertengkar mengenai kejadian kemarin. Kedua shot ini memiliki komposisi depth of field yang serupa, dengan fokus pada wajah dan tubuh mereka. Kedua shot ini tidak memiliki latar depan yang jelas. Latar belakangnya terlihat seperti tangga.

Shallow focus dalam shot Joseph merupakan kali pertama karakter selain Marie memiliki shallow focus tanpa ada latar depan. Hal ini menunjukkan bahwa Joseph telah sepenuhnya memasuki dunia sempit dan terisolasi Marie. Shallow focus dalam shot Marie kali ini lebih sempit, dengan lengan yang sebelumnya tajam, sekarang terlihat buram.

(00:22:19) Shot 11

(00:22:19) Shot 11: Marie mendengarkan orang berbisik di ruang tunggu rumah sakit. Fokus hanya pada wajah Marie, dengan rambut atasnya yang sedikit buram membentuk latar depan subtil. Dengan shot ini, shallow focus pada Marie semakin menyempit, menggambarkan perasaan isolasinya yang semakin memuncak.

Sebelum dan setelah masuk ke Shallow Focus (00:25:42) Shot 12

(00:25:42) Shot 12: Dalam shot ini, seorang dokter berbicara langsung dengan Marie sambil melakukan pemeriksaan. Di latar depan shot 13, kita melihat buramnya bagian belakang kepala Marie, dengan jendela rumah sakit sebagai latar belakang.

Seperti yang telah terlihat pada beberapa shot sebelumnya, seperti Shot 04, 07, dan 08, penggunaan shallow focus dalam adegan ini mencerminkan karakter eksternal yang berada dalam situasi “di antara.” Mereka seakan terselip di antara dua realitas: realitas sempit dan terisolasi yang dialami oleh Marie. Dalam kontrasnya, ketika dokter berada lebih jauh dari Marie dalam adegan sebelumnya, shallow focus tidak digunakan, yang seolah-olah menunjukkan bahwa penggunaan shallow focus dalam film ini memiliki kaitan langsung dengan pengalaman Marie.

Penggunaan teknik ini memberikan elemen pemikiran dalam film yang mempertanyakan perasaan dan pengalaman karakter Marie, serta cara ia berinteraksi dengan lingkungannya. Ini juga menjadi simbol visual dari isolasi dan konflik internal yang dihadapinya. Dengan demikian, penggunaan shallow focus dalam shot ini tidak hanya berfungsi sebagai elemen sinematik, tetapi juga menyiratkan makna yang lebih dalam tentang perjalanan emosional karakter utama kita, Marie.

(00:25:01) (00:26:20) Shot 13 dan 14: Marie duduk di atas meja inspeksi dokter, memeluk kakinya, dan membuka kakinya untuk diperiksa oleh dokter. Fokus hanya pada dahi, hidung, pipi, dan mata kiri Marie. Torso, lutut, dan tembok putih ruang dokter membentuk latar belakang, dengan bagian kanan wajahnya yang buram sebagai latar depan. Kedua shot ini mengikuti pola shallow focus Marie yang semakin menyempit, mencerminkan meningkatnya perasaan isolasinya.

(00:26:52) Shot 15: Dokter terkejut setelah menemukan bahwa Marie sedang hamil secara perawan. Ia sepenuhnya ada dalam shallow focus tanpa latar depan. Kaki Marie juga terlihat dengan jelas dalam fokus. Latar belakang hanya menampilkan tembok dan jendela rumah sakit. Shallow focus dalam shot ini menggambarkan bahwa saat dokter menyadari dan mempercayai “keajaiban” ini, ia memasuki dunia sempit dan isolasi yang dirasakan oleh Marie. Mereka berada dalam latar belakang yang sama, menunjukkan kesempitan yang mereka alami bersama.

(00:33:12) Shot 16

(00:26:52) Shot 15: Marie membaca buku tentang “hubungan jiwa dan tubuh.” Fokus sangat sempit pada wajah Marie dan sedikit pada rambutnya. Latar belakang sangat buram sehingga sulit diidentifikasi. Shallow focus dalam shot ini menggambarkan dunia yang semakin sempit, terisolasi, dan sesak yang dialami Marie.

(00:38:45) Shot 17

(00:38:45) Shot 17: Marie mencoba mencuri lipstik merah di toko kosmetik. Fokus pada tubuh Marie kecuali tangan yang mencoba mengambil lipstik. Latar depan mencakup stand lipstik yang buram. Shallow focus dalam shot ini menggambarkan dunia yang semakin sempit, di mana Marie hanya memiliki dirinya sendiri dan tindakannya.

(00:39:42) Shot 18

(00:39:42) Shot 18: Marie berbicara terbuka dengan Joseph tentang kehamilannya yang aneh, menjelaskan keraguannya dalam menghadapi “keajaiban” ini. Fokus dalam shot ini adalah wajah Marie, dengan poni rambutnya sebagai latar depan. Latar belakang mencakup bagian dinding. Shallow focus dalam shot ini mencoba menunjukkan bahwa saat Marie mulai membuka diri dan memahami perasaannya, dia menjadi lebih terlihat dan dipahami oleh orang di sekitarnya.

(00:40:21) Shot 19

(00:39:42) Shot 18: Joseph memeluk Marie. Fokus pada wajah Joseph, dengan bagian belakang kepala Marie sebagai latar belakang. Shallow focus dalam shot ini menggambarkan bahwa Joseph berusaha untuk memahami Marie, tetapi masih ada sesuatu yang menghalangi dia untuk sepenuhnya memahami situasi Marie, seperti yang ditunjukkan oleh latar depan yang tetap menghalangi mereka.

(00:43:31) (00:43:40) Shot 20

(00:43:31) (00:43:40) Shot 20: Joseph menyentuh tubuh Marie di bawah rok dan berjanji akan menjadi “bayangannya” selamanya. Lengan Joseph dan kaki Marie berada dalam fokus, dengan latar belakang berupa tembok kamar, bantal, dan bagian atas tubuh Marie. Penggunaan shallow focus dalam shot ini melanjutkan pola yang ditemukan pada shot 14 dan 15, menunjukkan kepercayaan Joseph terhadap Marie setelah mengecek langsung status perawannya.

(00:43:31) (00:43:40) Shot 20

(00:43:31) (00:43:40) Shot 20: Marie menunduk dan berpikir. Fokus pada wajah Marie, dengan rambut, leher, kuping, dan bahu sebagai latar depan. Shallow focus dalam shot ini menegaskan kesendirian dan kesempitan yang dirasakan Marie.

Setelah shot 20, shallow focus dalam film Hail Mary (1985) menghilang untuk beberapa adegan, menunjukkan perasaan yang lebih tenang dalam kehidupan Marie setelah janji Joseph untuk menjadi “bayangannya” selamanya. Berikut beberapa shot dengan fokus yang lebih dalam yang muncul selama absennya shallow focus.

(00:45:43) (00:47:58) (00:48:45) (00:49:03) (00:49:54) (00:50:04) (00:50:40)
(00:51:59) Shot 22 dan 23

(00:51:59) Shot 22 dan 23: Marie terkejut ketika Joseph membuka pintu kamar dan mengintipnya saat ia sedang mengganti pakaian. Joseph masuk ke dalam kamar dan mencoba menyentuhnya. Fokus pada rambut kemaluan, ujung jari, dan paha kanan Marie, dengan tangan dan perutnya sebagai latar belakang, serta kaki kirinya sebagai latar depan. Penggunaan shallow focus dalam shot ini menggambarkan bahwa hasrat seksual yang dilontarkan oleh Joseph, yang bertentangan dengan janji, mengembalikan perasaan isolasi dan kesempitan dalam hidup Marie.

(00:54:34) Shot 24

(00:54:34) Shot 24: Perut Marie semakin membesar. Fokus pada tubuh Marie secara keseluruhan, dengan latar belakang berupa perabot kamar Marie. Shallow focus dalam shot ini menunjukkan bahwa bayi perawan Marie juga merupakan subjek yang penting yang mengetahui “keajaiban” kehamilan Marie.

(00:59:15) Shot 25

(00:59:15) Shot 25: Marie terbangun di tengah malam dan mulai merenungkan hal-hal mengerikan. Fokus pada wajah Marie, terutama mata dan alisnya, dengan bawah rambutnya yang membentuk latar depan yang samar. Latar belakang terdiri dari sprei ranjang Marie yang samar. Shallow focus dalam shot ini mengikuti pola yang semakin sempit, mencerminkan perasaan isolasi yang semakin meningkat.

(01:01:45) Shot 26

(01:01:45) Shot 26: Marie tergoda oleh hasrat nya untuk melakukan aktivitas seksual. Ketajaman berada pada rambut kemaluannya, ujung jarinya, dan paha kanan. sedangkan tangan dan perutnya berperan sebagai background, dan kaki kirinya sebagai foreground.

Shallow focus pada shot ini menunjukkan bahwa hasrat manusiawi/duniawi, justru mengembalikkan Marie ke pandangan dunianya yang sempit dan disorientatif. Tetapi keinginan duniawinya terus menghantuinya.

(01:04:35) Shot 27

(01:04:35) Shot 27: Perut Marie semakin membesar, fokus ditempatkan pada perut dan jari-jari Marie. Dengan tembok kamar Marie sebagai latar belakang dan sisi perut serta selimut sebagai latar depan. Penggunaan depth of field yang sempit dalam adegan ini menggambarkan bahwa bayi yang dikandung oleh Marie telah siap untuk dilahirkan dan juga menyoroti peran pentingnya dalam memahami “keajaiban” kelahirannya sendiri. Adegan ini melanjutkan pola yang sudah terlihat dalam shot 14, 15, 20, dan 23.

(01:05:34) (01:07:41) (01:08:59) (01:09:46) (01:11:31) (01:11:38)

Setelah berlalunya shot ke-27, seperti yang telah kita saksikan sebelumnya, depth of field yang sempit perlahan-lahan menghilang, mengisyaratkan bahwa peristiwa kehamilan Marie yang sekarang telah menjadi perbincangan umum, dan pesan yang menyiratkan bahwa hanya mereka yang sepenuhnya memahami keajaiban kehamilan ini yang mampu muncul dengan jelas dalam satu fokus bersama Marie, kini telah melampaui tahap tersebut.

Ketika bayi itu akhirnya dilahirkan, perubahan ini berlanjut, dan kita melihat bahwa depth of field yang sempit tidak pernah kembali. Ini menjadi simbol bahwa Marie telah menerima peran barunya sebagai seorang ibu. Perasaan sempit yang pernah dia rasakan, mungkin karena tekanan dan ketidakpastian selama kehamilan, sekarang mulai mereda. Bayi yang telah lahir menjadi lambang dari transformasi Marie, serta kesempatan bagi kita untuk merenung tentang perjalanan seorang perempuan dalam peran baru yang membebaskan dan memenuhi.

Namun, setelah sang anak pergi, penggunaan shallow focus muncul kembali dalam tiga shot terakhir film.

Dalam shot pertama, kita melihat Marie yang mengenakan lipstik merah di dalam mobil. Fokus kamera sangat sempit, hanya mengarah pada wajah, tangan, dan rambut Marie. Latar belakang tampak buram dan sulit diidentifikasi. Penggunaan shallow focus dalam adegan ini memberikan gambaran bahwa apa yang Lea lakukan tampak begitu jauh dan tidak relevan bagi Marie, sehingga perasaan terbatasnya kembali muncul.

Pada shot berikutnya, kita kembali melihat Marie dengan lipstik merah di dalam mobil. Fokus semakin ekstrem secara kronologis, hanya pada sehelai rambutnya, dan depth of field semakin dangkal. Ini menggambarkan bahwa Marie kini menerima perasaan terbatas dan isolasi ini, menuntaskan keinginan dunianya, dan menerima risikonya.

Di dalam shot terakhir, kita melihat Marie yang telah mengenakan lipstik dan menatap kamera dengan mata terbelalak. Shot ini menggunakan fokus dangkal yang sangat ekstrem, hanya memfokuskan pada lengkungan bibir atas Marie. Penggunaan fokus dangkal dalam adegan ini menggambarkan perasaan terbatas dan isolasi yang jauh lebih mendalam.

Penggunaan fokus dangkal dalam film Hail Mary menjadi subkode yang efisien untuk menyampaikan perasaan isolasi dan kesempitan yang dialami oleh protagonis, Marie. Ini juga mencerminkan perubahan perasaan karakter, menekankan kesendirian dan isolasi, serta menyoroti peristiwa penting dalam cerita. Dengan menggabungkan elemen-elemen lain dalam penggunaan fokus dangkal, film ini berhasil mengkomunikasikan perasaan karakter secara halus dan efektif. Shallow focus bukan hanya elemen teknis semata, melainkan juga menjadi ekspresi perasaan dalam film ini.

--

--

Bintang Panglima
Bintang Panglima

Written by Bintang Panglima

An aspiring filmmaker and film writer based in Indonesia. Start a conversation with me through my e-mail: bintangpanglima@gmail.com

No responses yet